Sidang Promosi Terbuka Program Pascasarjana Unhan RI: Model Kolaboratif Berbasis Kearifan Lokal untuk Stabilitas Keamanan di Provinsi Papua Pegunungan
 Bogor – Program Pascasarjana Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI) kembali menyelenggarakan Sidang Promosi Terbuka Program Studi Ilmu Pertahanan bagi Promovendus Tri Yudha Ismanto, mahasiswa Program Doktoral S3 Cohort-6 dengan konsentrasi Keamanan Nasional. Pada sidang kali ini, Promovendus memaparkan disertasi berjudul “Model Kolaboratif Berbasis Kearifan Lokal untuk Stabilitas Keamanan di Provinsi Papua Pegunungan: Studi Peran Tokoh Adat, Tokoh Agama, dan Tokoh Masyarakat”. Sidang dipimpin oleh Direktur Pascasarjana Unhan RI, Laksda TNI Dr. Bambang Irwanto, M.Tr.(Han)., CHRMP., selaku Ketua Sidang sekaligus Penguji Internal I. Sidang berlangsung di Ruang Aula Merah Putih, Kampus Unhan RI, Sentul, Bogor. Senin (16/6).
Bogor – Program Pascasarjana Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI) kembali menyelenggarakan Sidang Promosi Terbuka Program Studi Ilmu Pertahanan bagi Promovendus Tri Yudha Ismanto, mahasiswa Program Doktoral S3 Cohort-6 dengan konsentrasi Keamanan Nasional. Pada sidang kali ini, Promovendus memaparkan disertasi berjudul “Model Kolaboratif Berbasis Kearifan Lokal untuk Stabilitas Keamanan di Provinsi Papua Pegunungan: Studi Peran Tokoh Adat, Tokoh Agama, dan Tokoh Masyarakat”. Sidang dipimpin oleh Direktur Pascasarjana Unhan RI, Laksda TNI Dr. Bambang Irwanto, M.Tr.(Han)., CHRMP., selaku Ketua Sidang sekaligus Penguji Internal I. Sidang berlangsung di Ruang Aula Merah Putih, Kampus Unhan RI, Sentul, Bogor. Senin (16/6).Disertasi yang disampaikan mengangkat isu keamanan di Papua Pegunungan yang kompleks dan berakar pada ketidakpuasan historis pasca-Pepera 1969, pelanggaran hak asasi manusia, marginalisasi sosio-ekonomi, serta transformasi identitas budaya. Meskipun telah terdapat regulasi pendukung seperti Perdasus No. 25/2013 dan Inpres No. 9/2020, tantangan dalam implementasi Otonomi Khusus masih terus berlangsung.
 Dengan menggunakan pendekatan Mixed Methods Sequential Exploratory, promovendus menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif (AHP-SEM) untuk menganalisis peran strategis tokoh adat, agama, dan masyarakat lokal dalam menciptakan stabilitas keamanan. Temuan kualitatif menunjukkan bahwa para tokoh lokal memiliki legitimasi formal dalam kerangka Otonomi Khusus berdasarkan UU No. 21/2001, UU No. 35/2008, dan UU No. 2/2021.
Dengan menggunakan pendekatan Mixed Methods Sequential Exploratory, promovendus menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif (AHP-SEM) untuk menganalisis peran strategis tokoh adat, agama, dan masyarakat lokal dalam menciptakan stabilitas keamanan. Temuan kualitatif menunjukkan bahwa para tokoh lokal memiliki legitimasi formal dalam kerangka Otonomi Khusus berdasarkan UU No. 21/2001, UU No. 35/2008, dan UU No. 2/2021.Analisis AHP dalam penelitian ini mengidentifikasi empat determinan utama keberhasilan kolaborasi: pembangunan ekonomi-sosial (32,4%), akses layanan publik (25,6%), resolusi konflik horizontal (22,2%), dan resolusi konflik vertikal (19,8%). Sementara itu, hasil analisis SEM menunjukkan bahwa efektivitas kolaborasi merupakan faktor paling dominan (B=0,656), disusul oleh kontribusi kearifan lokal (B=0,302).
 Kontribusi utama disertasi ini adalah konsep Mediated Cultural Governance (MCG) yang mengintegrasikan nilai-nilai lokal sebagai mediator antara praktik komunitas dan kebijakan formal melalui mekanisme institutional translators dan procedural filters. Promovendus juga mengusulkan kerangka kerja inovatif bernama Honai Governance Framework, yang menggabungkan tiga lingkaran konsentris: mediasi berbasis kearifan lokal (seperti musyawarah adat), regulasi hibrida, dan peran negara.
Kontribusi utama disertasi ini adalah konsep Mediated Cultural Governance (MCG) yang mengintegrasikan nilai-nilai lokal sebagai mediator antara praktik komunitas dan kebijakan formal melalui mekanisme institutional translators dan procedural filters. Promovendus juga mengusulkan kerangka kerja inovatif bernama Honai Governance Framework, yang menggabungkan tiga lingkaran konsentris: mediasi berbasis kearifan lokal (seperti musyawarah adat), regulasi hibrida, dan peran negara.Sebagai rekomendasi, promovendus menyarankan:
1.Integrasi mekanisme adat dalam struktur kebijakan formal,
2.Penguatan kapasitas kelembagaan melalui adaptive governance,
3.Revisi regulasi agar pembangunan di Papua Pegunungan menjadi lebih adaptif, inklusif, dan berkelanjutan.
 Dewan Promotor dalam sidang ini terdiri dari:
Dewan Promotor dalam sidang ini terdiri dari:• Kolonel Arm Dr. Ir. Guntur Eko Saputro, S.I.P., M.M. (Promotor)
• Mayjen TNI (Purn) Dr. Dr. Ir. Pujo Widodo, S.E., S.H., S.T., M.A., M.D.S., M.Si., M.Si (Han). (Co-Promotor I)
• Kolonel Arm Dr. Robby Mochamad Taufik, S.Pd., M.Pd., M.Han. (Co-Promotor II)
Penguji Internal:
• Laksda TNI Dr. Bambang Irwanto., M.Tr.(Han)., CHRMP. (Ketua Sidang / Penguji Internal I)
• Mayjen TNI (Purn) Dr. Drs. Tahan Samuel Lumban Toruan, S.H., M.M., Dipl.S.S. (Penguji Internal II)
• Kolonel Laut (K) Dr. Sutanto, S.K.M., M.A.P., M.Sc., CIPA. (Penguji Internal III)
• Kolonel Adm Dr. Bambang Kustiawan, S.E., S.Sos., M.M. (Sekretaris Sidang / Penguji Internal IV)
Penguji Eksternal:
• Prof. Dr. Cahyo Pamungkas (Penguji Eksternal I)
• Muhammad Iqbal, Ph.D. (Penguji Eksternal II)
Hasil sidang memutuskan bahwa Promovendus Tri Yudha Ismanto, mahasiswa Program S3 Konsentrasi Keamanan Nasional Cohort-6 Unhan RI, dinyatakan lulus dan berhak menyandang gelar Doktor Ilmu Pertahanan dari Universitas Pertahanan Republik Indonesia.

(Humas Unhan RI)
 
       
          